“You Are The Niche.” – Dan Koe
Kamu udah nulis sejak lama? Tapi, kok rasanya nggak bertumbuh, ya?
Stuck di tempat, belum menghasilkan apa-apa?
Kalau “iya”, selamat (sambil menjabat tangan) kamu mendarat di halaman yang tepat, sebentar lagi kamu bakalan keluar dari perasaaan stuck dan hopeless.
Ini bukan salah kamu, Kadika pun pernah di posisi kamu, seperti yang kita tahu, untuk bisa dibayar bahkan dibayar tinggi, kita perlu tempat yang tepat, iya?
Nah pertanyaannya adalah, gimana menemukan tempat yang tepat itu?
“wah, menarik, Kadika… excited banget buat menemukan siapa pembacaku…”
Penasaran kan? Wkwkwk…
Teruslah membaca…
Kegagalan Pertama Membangun DuniaBookoo.com
Kalau kamu pernah mendengar atau membaca kata “niche”, nah, itu yang akan kita dalami di tulisan ini.
Pertama kali tahu niche ini setelah membaca buku The Internet Millionaire karya Andry Salim.
Di dalam buku tersebut kalau kita fokus menjual kepada niche yang tepat, akan menghasilkan sekian ribu dollar—lupa persisnya berapa.
Niche market atau ceruk pasar, adalah (bisa dikatakan) segmentasi atau pengelompokan atau komunitas yang memiliki minat yang sama.
Contoh, batu yang bermotif dan tembus pandang, kalau dijual ke bengkel, apa berharga batu itu? Sepertinya pemiliki bengkel akan ngomel. Wkwk.
“Lu mau ngapain bawa batu itu? Buat ganjelan?”
Beda halnya kalau kita tawarkan ke pecinta batu akik, pasti dihargai mahal bahkan berebut.
Mulai kebayang apa itu niche?
“Mulai kebayang, Kadika, tapi kenapa niche jadi penting ya?”
Niche jadi penting karena kita nggak bisa melayani semua orang, nggak bisa memuaskan semua orang.
Wong badut sama ice cream yang untuk semua orang, nggak semua orang merasa senang dengan adanya badut dan ice cream kok,
…lah kita bukan siapa-siapa dan apa-apa pengen menyenangkan semua orang? Wkwkwk…
Kembali ke duniabookoo.com, kata Andy Salim di buku itu,
…buat memulai sebuah bisnis kita perlu niche market yang tepat, biar mereka mau bayar kita, dan mulailah dengan apa yang kita sukai dan kuasai.
Saat itu yang ada di depan mata Kadika adalah buku-buku pengembangan diri dan motivasi.
Kadika pikir ini adalah niche yang tepat buat dibangun, bikin blog yang isinya update tentang buku.
Hasilnya apa?
Nggak berjalan dengan lancar, mandeg, wkwk… karena kehabisan ide, bingung arahnya ke mana.
Meski harapannya waktu itu pengen nulis tentang buku, terus banyak yang baca, dan banyak penayangan iklan—adsense.
Familier dengan kamu?
Jadi bingung ke mana arahnya ketika udah mulai?
Mandeg di tengah jalan?
Meski udah memilih sesuai yang kita sukai dan kuasai?
“terus… apa dong solusinya, Kadika?”
Tentu saja Kadika udah siapin solusinya, yang penting kamu terus membaca sampai tuntas, sambil mencatat ide yang lewat ketika membaca ini.
Jadi pembelajarannya, memulai niche blog atau niche tulisan nggak cukup dengan itu aja—yang kita sukai dan kuasai.
Apa Nikmatnya Kalau Kita Memilih dan Memiliki Niche yang Tepat?
“Yang mendorong manusia bertindak hanya 2: mendekati nikmat dan menjauhi sengsara.” – Tony Robbins
Sekarang bayangin kamu memancing di lautan lepas, seorang diri, umpannya ala kadar aja, terus berekspektasi pengen banyak dapet ikan.
Kebayang banget nggak?
Betapa capeknya nungguin, betapa capeknya lempar – tarik joran, terus nggak ada hasil yang signifikan?
Bahkan hasil mancingnya nggak pasti dapat ikan apa. Iya?
Mungkin hasilnya ada, tapi nggak sebanding dengan usaha yang kamu lakukan.
Capek banget, udah effort ke lautnya, udah modal buat beli joran dan ongkos sewa kapalnya.
Tapi, bayangin kalau kamu punya tambak ikan yang spesifik.
Kayak tambak ikan nila, kerapu, apa lagi lele. Yang notabene lebih cepat besarnya, lebih cepat panennya.
Kalau ada tambak ikan, kita jauh lebih mudah—effortless—buat dapetin ikan bukan?
Jauh lebih banyak hasil tangkapannya, tapi ya konsekuensinya perlu modal buat budidayanya,
…tapi itu sebanding dengan hasil, dibanding keluar modal buat hal yang belum pasti. Iya?
Jadi kalau kamu menulis sesuai niche, bukan hanya mendapatkan benefit finansial, juga loyalitas dari pembaca, serta bertumbuh bersama.
Yang merasakan dampak dari tulisanmu, bukan dirimu aja, tapi orang lain juga.
Gimana? Katanya pengen jadi penulis yang berdampak?
Kita pengen dihargai lebih dari sekadar mereka membayar tulisan kita atau membeli yang kita tawarkan, tapi apa yang kita tulis itu berdampak buat hidup mereka.
Itu kan yang kita inginkan? Berbagi bahwa hidup kita ingin berarti.
Kamu bertumbuh, kamu terus memberikan dampak terbaik buat pembaca,
…pembaca juga bertumbuh karena terus mendapatkan asupan tulisan terbaik dari kamu.
Persis seperti kamu memiliki tambak ikan. Kamu nggak perlu capek-capek mancing ke tengah laut dengan hasilnya nihil.
Kalau kamu ingin menjadi penulis, hidup dari menulis, penting bisa menguasai ilmu selain menulis.
“wah, apa tuh, Kadika?”
Jadi…
Menjadi Penulis Seutuhnya Nggak Bisa Sekadar Bisa Menulis Doang
“Membuat tulisan adalah satu hal. Memonetisasi tulisan adalah hal lain.”
Membuat tulisan adalah kamu menulis apa yang ingin kamu sampaikan.
Seperti kamu fokus bagaimana tulisan itu bisa alurnya nyambung, enak dibaca, relate dengan kondisi pembaca,
…dan yang terpenting mereka jadi menganggukkan kepala setelah membaca, bahkan kalau lebih mantep lagi mereka merespon “ohhh… begitu… iya, iya…”
Kita bisa tahu respon itu ketika kita melakukan editing, kalau kita sendiri baca ada statement yang mind blowing, terus berekspresi seperti itu, kemungkinan mereka pun berekspresi sama seperti kita.
Setelah tulisan itu dibuat, maka yang terpenting adalah kamu perlu mempelajari marketing untuk bisa memasarkan tulisan tersebut.
Bahkan kalau mau lebih level up, perlu paham business model, kayak adsense yang Kadika harapkan.
Itu bagian dari business model, yang mana cara monetisasinya adalah dari iklan. Bukan dari pembacanya langsung, bukan direct selling—jualan produk atau jasa.
Tapi, konsekuensinya tak terkendali, terlalu bergantung pada kebijakan, dan fokusnya menyajikan tulisan yang bisa dicari banyak orang di Google, dan tentu saja prosesnya tidak sebentar.
Inilah kenapa Kadika membekali ilmu monetisasi di program Super Impactful Writer.
Ada Mengemas Tulisan Jadi Penghasilan; ada strategi marketingnya di The Secret of Ebook;
…ada media buat menjualnya juga, Blogger Mastery; bahkan ada pemahaman Digital Marketing Fundamental buat pemula biar growth di socmed.
Kalau kamu sadar, ya, meski content writing untuk membangun awareness hingga mengedukasi, content writing ini bisa dijadikan product (baca lagi The Secret of Ebook).
Jadi content writing ini, sesuatu yang bisa dijual. Lalu, untuk menjual ya copywriting.
Bukan kah itu peran copywriting?
Kalau kamu menjadi Super Impactful Writer, lengkap sudah kamu menjadi penulis profesional. Lebih dari sekadar bisa content writing dan copywriting, juga berdampak.
Mau direkrut di perusahaan, bisa. Mau freelance, juga siap. Mau menjadi independen, juga ayo. Karena saking lengkapnya dalam program tersebut.
Tapi itu pilihan, kamu bisa mencari di tempat lain dengan fasilitas selengkap itu. Nggak mesti di Impactful Writing. Kadika hanya menawarkan solusi aja.
“Oke, Kadika, menarik banget, segera deh aku jadi Super Impactful Writer, wkwkwk…”
Wkwkwk. Santai aja, yang penting kamu tahu dan mendapatkan manfaat dari tulisan ini.
Udah lumayan jauh ini, wkwk. Sampailah kita ke…
Lupakan Jenis Nichenya, Fokuslah Pada Satu Hal Ini
Ini adalah intisari pengalaman selama 10 tahun terakhir menulis dan belajar bagaimana menghasilkan uang dari tulisan, bahkan membangun karier.
Duniabookoo.com hanya 1 dari sekian banyak domain yang Kadika pernah beli dan bangun. Yang lain kayak: marimenulis.com.
Nggak mungkin Kadika kasih tahu semua domain yang pernah Kadika beli, nggak penting juga. Wkwkwkwk…
Tapi pembelajaran berharga ini nggak pengen berhenti di Kadika aja, kamu juga penting memilikinya.
Biar apa?
Biar nggak melakukan kegagalan yang tak berarti, kamu bisa hindari itu kalau mempraktekkan ini.
Sebelum memilih kategori niche, kayak:
- Relationship
- Business
- Design
- Communication
- Dan seterusnya…
Lupakan itu semua, karena nggak relevan kalau kamu tentuin di awal, pusing sendiri, mandeg kalau udah jalan, kayak kejadian duniabookoo.com.
Jadi, fokuslah menjawab apa yang masalah yang orang lain miliki dan kamu bersedia untuk menyelesaikan masalah itu.
“Hah? Sesimple itu kah Kadika (bertanya dengan nada lembut meski sedikit terkejut)?”
Iyaaaa, ini udah masuk konteks bisnis, karena untuk menjalani bisnis (monetisasi tulisan), kita perlu mencari apa masalah yang ingin kita selesaikan.
Hanya saja kita menjalaninya sebagai seorang penulis, menyelesaikan masalah mereka dengan pengetahuan yang akan kita miliki.
Masalah yang akan kita selesaikan nggak hadir begitu saja, perlu dipicu dengan mengamati diri dan orang lain—lagi butuhnya apa.
Bisa juga bertanya kepada orang lain, apa yang akhir-akhir ini jadi masalah buat mereka,
…dan ternyata itu bukan masalah buat kamu, bahkan kamu memiliki sudut pandang untuk menyelesaikan masalah itu.
Setelah ketemu, baru kita cek, masalah ini masuknya niche apa ya?
Komunikasi kah?
Relationship kah?
Yang pasti, ketika kamu berkomitmen dan berdedikasi menentukan niche yang kamu pilih, kamu bakalan menghubungkan dengan pengalaman dan sudut pandang kamu.
“Jadi, sebenarnya nggak mudah ya Kak?”
Ya, kalau mudah mungkin banyak yang berhasil menentukan niche market, ya. Wkwk. Tapi bukan berarti nggak bisa.
Karena yang terpenting kamu punya kepedulian buat menyelesaikan masalah itu, kan nanti bisa sambil belajar dan improve.
Misal, kang Ade ini sering mengangkat isu soal karyawan resign dan bisa survive bahkan bertumbuh.
Meski Kadika punya pengalaman itu, Kadika nggak pengen berdedikasi menyelesaikan masalah itu.
Btw, Kang Ade ini fokusnya membantu mereka—karyawan—yang resign biar lebih mantap dan nggak salah arah.
Gimana, kebayang?
Sebenarnya kalau udah begini, kategori niche itu nggak terlalu penting, yang penting kamu bisa menyelesaikan apa, dan kamu butuh pengenal identitas di digital.
Yakni domain.
Next, kita bahas di tulisan lain, ya? insyaaAllah…
Jangan Lupakan Konteks
Kadika udah tulis ada 30+ pilihan niche market, nanti bisa dibaca, ya?
Itu niche masih luas banget, perlu dikasih konteks atau diturunkan biar apa?
Spesifik, nggak terlalu luas.
Sebab, kata Seth Godin dalam This Is Marketing, lebih baik melayani market dalam jumlah 3000an, dan market itu berpotensi untuk besar.
Steven Bartlett seseorang yang aktif bergerak di bidang agensi marketing, terus ketika pandemi, dia ketemu perusahaan yang mau IPO dan butuh seseorang yang bisa ngerti marketing + bioteknologi.
Kebetulan Steven Bartlett ini lagi mendalalmi bioteknologi, kebetulan saat itu lagi pandemi, jadi dia nggak bisa ke mana-mana dan nggak ada aktivitas lain selain di rumah aja.
Yang awalnya dia menghasilkan $60.000 setahun jadi $600.000 setahun, 10 kali lipatnya. Mantep, ya?
Ini juga berlaku buat yang pengen jadi content writer tapi dibayar mahal, pilih industri yang sedikit content writernya, atau perusahaan yang belum ada content writer sama sekali.
Konteks ini bisa dikatakan juga sebagai sub-niche, turunan dari yang udah ada.
Cuman daripada pusing mikirin turunan, mending langsung aja cari buat konteks apa.
Gituuuu, menarik ya?
Ada lagi seorang biola terkenal dan cukup dibayar mahal kalau sekali manggung, ini ceritanya lagi sosial eksperimen.
Joshua Bell, pemain biola profesional memainkan biola di stasiun bawah tanah washington DC. Yang mana dia selama beberapa jam memainkan biola di sana mendapatkan $50an aja.
Beda kalau manggung di orkestra, bisa puluhan ribu dollar. Inilah pentingnya memilih dan memiliki tempat yang tepat, alias niche yang bikin kamu dibayar tinggi.
Caranya? Ya, mulai fokusin mencari masalah yang ingin kamu selesaikan.
“Menarik, Kadika. Wkwk. Tapi, boleh nggak ceritain awal Impactful Writing hadir, boleh?”
Boleh banget…
Awal Mula Impactful Writing Hadir
Kadika di tahun 2019, diamanahi jadi Head of Digital Marketing perusahaan bimbel kedinasan,
…karena mau growth (bertumbuh secara cepat), Kadika butuh tim yang ngerjain konten di blog, karena udah nggak pakai freelance lagi.
Karena sebelumnya Kadika jadi mitra perusahaan tersebut, yang handle freelance dan manage konten blog mereka.
Tapi, karena kebutuhan konten makin meningkat, dan kehadiran Kadika dibutuhkan, maka direkrutlah Kadika sama foundernya langsung.
Singkat cerita Kadika langsung minta tolong HR buat cariin content strategist—job titlenya—soalnya Kadika pengen tim ini bisa nulis konten juga bisa bikin konten Instagram.
Menariknya HR susah buat dapetin content writer yang kompeten, sesuai kriteria.
“Lho, kok bisa sih, padahal di luar sana banyak yang bisa nulis. Masa sih, nggak ada?”
Tanya Kadika ke bagian rekrutmen.
Meski akhirnya dapet, setelah beberapa minggu kemudian, biar segera berjalan aktivitas bikin kontennya.
Setelah resign, Kadika pengen ikut sertifikasi content writer, karena Kadika pengen level up skillnya, sekaligus ada pengakuan, eh, nggak ada.
Terus mentor Kadika bilang, “kalau nggak ada, artinya ini waktu kamu buat sertifikasi content writer itu.”
Tujuannya, ya, biar para content writer jadi percaya diri dan mudah dipercaya sama perusahaan,
…juga memudahkan perusahaan buat filter mana yang kompeten mana yang nggak.
Seperti tadi masalah perusahaan buat nyari content writer kompeten, dan para content writer jadi percaya diri.
Ada alumni yang pertama kali pecah telur, dia direkrut sama perusahaan startup di Jakarta, masih baru, karena waktu itu udah pandemi, ya, jadi kerja remote.
Alumni CIW ini, Mas Reza namanya, berdomisili di Manado, dia pulang setelah pekerjaan sebelumnya sebagai Business Development nggak dilanjut.
Mengikuti arahan Kadika dan dia juga lulus uji kompetensi Certified Impactful Writer.
Kepuasaan mendalam buat Kadika dan tim, apa yang selama ini dibagikan, berdampak. Alhamdulillah atas izin Allah.
Hingga hari ini, terus berlanjut, udah 2339 alumni CIW dari berbagi kota di Indonesia, bahkan yang terakhir ada yang dari Uni Emirat Arab.
“oh, ya, waktu itu di Instagram @impactfulwriting bilang kalau ‘Impactful Writing nichenya bukan menulis,’ Jadi apa Kadika?”
Jadi…
Impactful Writing Bukan Niche Menulis
Ya, betul bukan menulis.
Lihat aja konten-kontennya hampir nggak pernah posting tentang kosa-kata, penggunaan diksi yang tepat seperti apa,
…semua hal tentang kebahasaan jarang banget, bahkan untuk yang teknis seperti itu, nggak pernah.
Bisa jawab apa?
Ya, niche Impactful Writing adalah marketing, konteksnya adalah content writing dan copywriting, karena ini dari pengalaman Kadika bekerja.
Bahwa keduanya adalah jantungnya digital marketing, tanpa keduanya, ya nothing.
Termasuk buku Everybody Write adalah buku tentang menulis untuk marketing.
Jadi bakalan berbeda banget dengan akun yang bahasannya pure writing buat jadi penulis buku. Hehehehe…
Kamu adalah Niche-nya!
Ingat apa yang dikatakan Dan Koe di awal?
Ya, kamu adalah nichenya.
Kenali dirimu, apa yang kamu pedulikan, apa yang kamu resahkan, apa kemampuan yang kamu miliki, apa pengalaman yang kamu udah lalui.
Temukan keunikanmu, temukan apa yang membedakan kamu dengan lain.
Oke?
Jadi Langkah Praktis Menemukan Niche yang Authentic dan Profitable
-
Amati masalah di sekitar kamu
-
Catat pengalaman dan kepedulianmu
-
Buat daftar skill & sudut pandang unik kamu
-
Temukan irisan dari ketiganya
-
Uji: apakah kamu mau menyelesaikan masalah itu untuk jangka panjang?
Kalau kamu lagi proses menemukan niche, boleh banget ikutan program Super Impactful Writer.
Di situ, kamu bukan cuma belajar nulis (content writing dan copywriting), tapi juga mengemasnya jadi penghasilan—tanpa kehilangan makna dan dampak.
Mentoring akan dilaksanakan besok, 24-25 Mei 2025, 13:30 s.d. 15:00 WIB.
Sampai jumpa di kelas, ya? 😊
Pendaftaran DITUTUP nanti malam, jam 23:59 WIB.